GERAKAN PERJUANGAN PERSATUAN ISLAM PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959
Keywords:
Persatuan Islam, Umat Islam, Demokrasi LiberalAbstract
Masa Demokrasi Liberal di Indonesia (1950-1959) ditandai dengan kemunculan berbagai gerakan persatuan Islam. Gerakan-gerakan ini memiliki tujuan yang beragam, mulai dari menegakkan syariat Islam, mewujudkan negara Islam, hingga memperjuangkan otonomi daerah bagi umat Islam. Salah satu gerakan Islam terbesar pada masa itu adalah Partai Masyumi. Masyumi menjadi wadah bagi berbagai organisasi Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Masyumi aktif dalam perpolitikan nasional dan memperjuangkan penerapan syariat Islam dalam konstitusi. Di luar Masyumi, terdapat pula gerakan-gerakan Islam lainnya, seperti Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dan Persatuan Rakyat Seluruh Indonesia (PRRI). Gerakan-gerakan persatuan Islam pada masa Demokrasi Liberal memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan politik dan sosial di Indonesia. Gerakan-gerakan ini menunjukkan dinamika umat Islam dalam memperjuangkan aspirasinya dan turut membentuk wacana tentang peran Islam dalam negara Indonesia. Persatuan Islam adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok umat Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah shallahu alaihi wasalla yang berasal dari Alquran dan Hadits. Di tengah huru-hara politik Indonesia, terutama pada masa Demokrasi Liberal, Persis memiliki misi perjuangan untuk tetap memelihara keutuhan ajaran Islam.




